Komunikasi Global - Tata Komunikasi Internasional
Tata
Komunikasi Internasional
Komunikasi
internasional sebagai sebuah kajian memfokuskan perhatian pada keseluruhan
proses dan arus komunikasi dimana berita, data dan informasi mengalir melalui
batas-batas negara.
Fokus
study ini ditunjukan pada masalah yang paling pokok yaitu keseimbangan arus
informasi terkait dengan arus bebas informasi (Free Flow Of Information) dan
pengendalian informasi (Control Of Information)
Selama
ini, media massa internasional khususnya dari negara-negara maju dibelahan
dunia barat gencar mengirimkan arus informasi ke negara-negara berkembang
dibelahan dunia timur. Tanpa aturan hukun jurnalistik internasional dan dengan
perangkat tekhnologi komunikasi modern, arus informasi dunia barat mengalir
begitu bebas kedunia timur. Untuk menyeimbangi arus informasi, negara-negara
berkembang menghendaki adanya semacam lembaga Information Clearing House
Sebagai
bagian dari solusi untuk menetralisasi bias-bias informasi dari sumber barat
dan menyajikan informasi yang benar-benar obyektif dan tanpa bias.
Berikut
beberapa ketimpangan yang terjadi dalam masalah ketakseimbangan arus informasi
dan komunikasi seperti tampak pada aspek :
v
Perbedaan kemampuan ekonomi.
v
Perbedaan kemajuan tekhnologi dan ilmu pengetahuan.
v
Perbedaan sistem nilai.
v
Adanya dominasi negara maju terhadap media negara berkembang, sejauh menyangkut
aspirasi negara berkembang.
v
Tidak adanya hubungan yang saling menguntungkan dibidang informasi dan
komunikasi.
Untuk
menyeimbangkan arus informasi ini masih menimbulkan sejumlah kendala: baik yang
bersifat internal maupun eksternal.
v
Kendala internal mencakup kekurangan dana, fasilitas, dan keahlian yang
mengakibatkan upaya yang dilakukan negara-negara Asia-Afrika menemui kegagalan,
meski negara-negara Asia dan Afrika yang tergabung dalam gerakan Non-Blok(GNB),
telah membentuk NANAP (Sebuah pool kantor berita negara berkembang tersendiri).
v
Kendala eksternal berupa keenganan dan kekurangan peduli negara-negara
utara/barat untuk memenuhi tuntasan gagasan informasi baru, padahal kemampuan
politik negara negara maju sangat diperlukan bagi terwujudnya keseimbangan
informasi internasional, mengingat sejauh ini mereka terus mendominasi sistem
dan srus informasi internasional.
GAGASAN
YANG LAHIR DARI SEBUAH KEPRIHATINAN
Berangkat
dari sebuah keprihatinan tentang struktur komunikasi internasional yang selalu
didominasi dunia barat, negara-begara berkembang mengajukan gagasan-gagasan
tata informasi dan komunikasi internasional baru yang juga dikenal dalam forum
internasional dengan istilah New Information Order (NIO), tata informasi dan
komunikasi internasional baru adalah sebuah gagasan yang mengangakan
terwujudnya sebuah struktur sistem media dan komunikasi internasional dala arus
yang berimbang antara negara maju dan negar berkembang.
Gagasan
NIO itu menjadi salah satu agenda terpenting dalan dunia komunikasi tahun 70-an
kerena periode itu merupakan awal revolusi komunikas, meskipun disatu sisi
mempercepat arus informasi dari satu belahan dunia kebelahan dunia lain, disisi
lain dikhawatirkan akan memperkokoh dominasi negara negara industri maju
dilapangan komunikasi internasional
Dalam
teori modernisasi : arus informasi dari negara-negara maju dianggap sebagai
keniscayaan bagi pembangunan negara-negara berkembang dalam rangka mentransper
nilainilai yang dibutuhkan dalam proses modernisasi.
Kelemaham
dalam memperjuangkan NIO
Berapa
kelemahan negara-negara berkembang dalam upayanya mewujudkan New Information
Order, secara politis, kelemahan negara-negara berkembang adalah memperjuangkan
gagasan Free dan balanced flow of information dalam sebuah fron yang terlalu
dipengaruhi ideologi negara-negara sosialis-komunis, sehingga lupa bahwa
ideologi komunis dalam pemberitaan sebenarnya sama buruk, dan bahkan sering
lebih buruk dari pad pola pemberitaan negara-negra barat
Ketimpangan
informasi internasional menuntut diadakanya tatanan baru yang menjadi isu pokok
dalam hal ini:
v
Gagasan News is commodity versus news is power.
v
Gagasan free flow of information versus free and balanced flow of information
Arus Informasi Internasional
Survai statistic tahunan UNESCO
mengumpulkan data mengenai arus informasi internasional yang merupakan bagian
dari pranan organisasi ini dalam memajukan “arus bebas gagasan yang disampaikan
dengan kata dan gambar”.istilah arus sengaja ditafsirkan secara luas tidak
hanya mencakup sikulasi materi regional dan internasional,tapi juga sejauh
memungkinkan, mencakup pola umum isi,sumber informassi serta distribusi dan
konsumsi informasi diberbagai negara
ARUS BERITA
Aspek penting dari arus berita internasional adlah berfungsinya lebih dari 100 kantor berita nasional, regional, internasional dan persetujuan pertukaran berita yang ada di dunia. Lima organisasi yang memiliki peran khusus dalam arus berita internasional yaitu Reuters (inggris), Associated Press (AP/ Amerika serikat ),United Press Internasional (UPI/Amerika serikat ), Agence France Press (AFP/Perancis) dan TAAS(Uni Soviet ) Kerja sama professional dan peningkatan kemampuan teknis diantara kantor-kantor berita di Asia,Afrika, Negara-negara Arab dan Amerika latin membawa pada penciptaan Pool Kantor Berita Negara-negara Nonblok (NANAP)
Kantor-kantor Berita Internasional dan Mekanisme Pertukaran Berita
Reuters sebuah perusaan public yang terdaftar di London, merupakan kantor berita tertua dan terbesar didunia .Reuters mendapatkan informasinya dari sekitar 137 kegiatan pertukaran berita, kantor berita ini memberikan layanannya dalam bahasa Inggris, Perancis,Jerman, Spanyol, Arab,jepang, Denmark, Norwegia, Belanda,Portugis, swedia dan Italia . kata yang terhubung dengan teks berita setiap hari diproses melalui kantor editorial London , Reuters juga memiliki pusat editing lainnya yakni Hongkong yang bersama dengan London mengedit berita dunia selama 24 jam sehari, sedangkan di NewYork mengedit berita yang berasal dari belahan bumi bagian barat. Visnews yang merupakan kantor berita terbesar di dunia adalah anak perusahaan Reuters
Associated Press (AP), sebuah koperasi swasta nonprofit di Negara bagian New York, Anggotanya diperkirakan menguasai 96%sirkulasi surat kabar harian di Amerika Serikat. AP merupakan kantor berita dengan layanan foto,berita audio dan berita terbesar didunia ,AP juga memiliki layanan khusus berita-berita ekonomi, keuangan,bisnis dan perburuhan . AP memasok ke 112 negara dalam 6 bahasa yaitu Inggris, Prancis, Jerman Spanyol, Belanda dan Swedia .pelanggannya terdiri dari atas 1500surat kabar harian dan 6000 stasiun radio dan televisi di Amerika Serikat dan sekitar 8500 surat kabar , stasiun radio dan televisidi seluruh penjuru dunia
ARUS BERITA
Aspek penting dari arus berita internasional adlah berfungsinya lebih dari 100 kantor berita nasional, regional, internasional dan persetujuan pertukaran berita yang ada di dunia. Lima organisasi yang memiliki peran khusus dalam arus berita internasional yaitu Reuters (inggris), Associated Press (AP/ Amerika serikat ),United Press Internasional (UPI/Amerika serikat ), Agence France Press (AFP/Perancis) dan TAAS(Uni Soviet ) Kerja sama professional dan peningkatan kemampuan teknis diantara kantor-kantor berita di Asia,Afrika, Negara-negara Arab dan Amerika latin membawa pada penciptaan Pool Kantor Berita Negara-negara Nonblok (NANAP)
Kantor-kantor Berita Internasional dan Mekanisme Pertukaran Berita
Reuters sebuah perusaan public yang terdaftar di London, merupakan kantor berita tertua dan terbesar didunia .Reuters mendapatkan informasinya dari sekitar 137 kegiatan pertukaran berita, kantor berita ini memberikan layanannya dalam bahasa Inggris, Perancis,Jerman, Spanyol, Arab,jepang, Denmark, Norwegia, Belanda,Portugis, swedia dan Italia . kata yang terhubung dengan teks berita setiap hari diproses melalui kantor editorial London , Reuters juga memiliki pusat editing lainnya yakni Hongkong yang bersama dengan London mengedit berita dunia selama 24 jam sehari, sedangkan di NewYork mengedit berita yang berasal dari belahan bumi bagian barat. Visnews yang merupakan kantor berita terbesar di dunia adalah anak perusahaan Reuters
Associated Press (AP), sebuah koperasi swasta nonprofit di Negara bagian New York, Anggotanya diperkirakan menguasai 96%sirkulasi surat kabar harian di Amerika Serikat. AP merupakan kantor berita dengan layanan foto,berita audio dan berita terbesar didunia ,AP juga memiliki layanan khusus berita-berita ekonomi, keuangan,bisnis dan perburuhan . AP memasok ke 112 negara dalam 6 bahasa yaitu Inggris, Prancis, Jerman Spanyol, Belanda dan Swedia .pelanggannya terdiri dari atas 1500surat kabar harian dan 6000 stasiun radio dan televisi di Amerika Serikat dan sekitar 8500 surat kabar , stasiun radio dan televisidi seluruh penjuru dunia
Sekilas
Tentang Komunikasi Internasional
Komunikasi
internasional sebagai sebuah bidang kajian memfokuskan perhatian pada
keseluruhan proses melalui mana data dan informasi mengalir melalui batas-batas
negara. Subyek yang ditelaah bukanlah sekedar arus itu sendiri, melainkan juga
struktur arus yang terbentuk, aktor-aktor yang terlibat di dalamnya, sarana
yang digunakan, efek yang ditimbulkan, serta motivasi yang mendasarinya.
Pendekatan yang digunakan bersifat makro, dengan aktor-aktor non-individual
sebagai unit analisa, dan dekat dengan wilayah disiplin ilmu hubungan
internasional atau ekonomi politik internasional.
Dalam
perkembangannya, terdapat empat pendekatan dominan dalam disiplin komunikasi
internasional: idealistic-humanistic, political proselytization, informasi
sebagai kekuatan ekonomi, serta informasi sebagai kekuatan politik.
Masing-masing pendekatan memiliki kekuatan dan kelebihannya sendiri-sendiri,
sehingga mata kuliah ini tak akan menggunakan hanya salah satu pendekatan
tersebut.
Dilihat
dari pelakunya, komunikasi internasional dapat dipandang sebagai terbagi antara
official transaction, yakni kegiatan komunikasi yang dijalankan pemerintah, dan
unofficial transaction (atau disebut juga interaksi transnational), yakni
kegiatan komunikasi yang melibatkan pihak non-pemerintah. Untuk jangka waktu
yang lama, transaksi formal antarpemerintah dianggap paling menentukan. Namun
semakin banyak ditunjukkan bahwa tidak saja transaksi transnasional lebih
intensif dilakukan, namun dampaknya pun bisa lebih menentukan.
Komunikasi International sebagai Fenomena
Pemerintah,
sebagai salah satu pelaku utama komunikasi internasional, menjalankan sejumlah
langkah yang berpengaruh terhadap posisi negara yang diwakilinya dalam
percaturan politik internasional. Pemerintah dapat menjalankan langkah-langkah
yang berefek politik langsung, seperti: diplomasi dan propaganda; ataupun
langkah yang berdampak tidak langsung, seperti: mempromosikan pendidikan
internasional.
Perkembangan
komunikasi internasional sendiri selama sepanjang abad 20 ini dipengaruhi oleh
berbagai kondisi sejarah. Pertama, perang dingin dan perebutan hegemoni ekonomi
politik antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, yang baik secara langsung
ataupun tidak langsung telah melibatkan seluruh negara di dunia ini. Dunia
menjadi ajang bukan hanya pertarungan politik, melainkan juga pertarungan
informasi. Kedua, bangkitnya negara-negara baru/berkembang yang bisa
diindikasikan dengan lahirnya berbagai gerakan solidaritas, yang dalam wilayah
komunikasi diwakili dengan lahirnya gerakan tata informasi dunia baru. Ketiga,
terbentuknya sistem ekonomi dunia ke arah globalisasi, yang mendorong
berlangsungnya komunikasi antarnegara untuk mendukung kepentingan ekonomi.
Terakhir, adalah perkembangan teknologi komunikasi yang kendatipun mempercepat
pengaliran arus informasi, namun juga dikhawatirkan memperlebar jurang ekonomi
antara negara maju dan negara berkembang.
PERBANDINGAN
SISTEM PERS DAN KAITANNYA DENGAN KEBEBASAN ARUS INFORMASI ANTAR NEGARA
Arus Informasi Antar Negara dan Tipologi Klasik Sistem Pers
Arus Informasi Antar Negara dan Tipologi Klasik Sistem Pers
Menurut
tipologi klasik, sistem pers di dunia ini dibagi dalam 4 sistem pers besar,
yaitu: sistem pers otoritarian, sistem pers libertarian, sistem pers
Soviet-Komunis, dan sistempers tanggung jawab sosial. Sistem pers Soviet-Komunis
dipandang sebagai perwujudan lain dari sistem pers otoritarian; sementara
sistem tanggung jawab sosial merupakan respons dari sistem libertarian.
Landasan
yang membedakan keempat sistem tersebut adalah filsafat masing-masing sistem
dalam memandang: manusia. Masyarakat, negara, dan kebenaran. Perbedaan filsafat
tersebut mengakibatkan lahirnya perbedaan dalam hal penanganan kebebasan arus
informasi. Dalam sistem otoritarian, kebebasan hanya akan mengarah pada
kekacauan, karena pada dasarnya masyarakat secara individual tak akan mampu
mencapai kebenaran tanpa dituntut oleh para pemimpin negara. Kaum
Soviet-Komunis memandang
kebebasan pers hanya akan memperkuat dominasi kaum
borjuasi di atas masyarakat awam. Sebaliknya kaum libertarian justru memandang
kebebasan pers sebagai syarat mencapai kebenaran dan kesejahteraan. Sementara
kaum penganut gagasan tanggung jawab sosial, kendatipun tetap percaya pada
kebebasan pers, namun juga percaya bahwa kebebasan pers harus disertai dengan
tanggung jawab pada masyarakat.
Sejumlah
Pemikiran Lain Tentang Tipologi Pers
Selain
tipologi klasik yang diperkenalkan Siebert dan kawan-kawan, telah hadir pula
berbagai tipologi sistem pers lain yang merupakan respons terhadap tipologi
klasik tadi. Merrill memperkenalkan model “Tiga dan Satu”, yang meleburkan
kategori sistem pers otoritarian, Soviet-Komunis, dan Tanggung jawab Sosial
dalam satu kelompok; dan kategori Libertarian di kelompok lain. Ralph
Loewenstein memperkenalkan modul “Loewenstein Progression”, yang mengubah
kategori Soviet-Komunis menjadi kategori Social Centralist, sementara kategori
Tanggung jawab Sosial diubahnya menjadi Social Libertarian.
Kelompok
pengamat lain mengalihkan perhatian mereka dari filsafat yang mendasari sebuah
sistem sosial yang semula dipandang sebagai determinan dari sistem pers yang
berlaku, ke arah kondisi sosial-ekonomi ataupun tahap pembangunan suatu
masyarakat. Dalam pendekatan terakhir ini, pengendalian terhadap arus informasi
bisa dijelaskan oleh berbagai kebutuhan akibat perkembangan suatu masyarakat.
GAGASAN
TATA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DUNIA BARU
Gagasan Tata Komunikasi dan Informasi Dunia Baru (TKIDB) Dan Gagasan Internasional
Gagasan Tata Komunikasi dan Informasi Dunia Baru (TKIDB) Dan Gagasan Internasional
Gagasan
Tata Komunikasi dan Informasi Dunia Baru berasal dari berbagai keprihatinan
tentang struktur komunikasi internasional lama yang dianggap terlalu didomunasi
oleh negara-negara maju. Gagasan ini menjadi semakin menguat terutama pada
dekade 1970-1980. Saat itu terlihat adanya potensi perkembangan dalam dunia
teknologi komunikasi dan informasi.
Bila
memang ada bayangan tentang sebuah era yang akan dipenuhi perkembangan
teknologi tersebut, mengapa yang muncul adalah gagasan TKIDB yang menuntut
restrukturisasi? Kekhawatiran terhadap dominasi negara-negara maju ini berakar
dari kenyataan bahwa tata komunikasi dan informasi yang ada sebenarnya dikuasai
negara-negara maju, yang ditunjukkan oleh dominasi negara-negara tersebut dalam
hal industri berita, televisi, film, musik, dan berbagai sektor komunikasi
lainnya.
UNESCO
yang berawal dari Inggris pada November 1945 dan semula didomunasi
negara-negara Barat, terutama Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat, pada
tahun 1950-an berlangsung pergeseran dan berlanjut sampai pada akhirnya masuk
negara-negara Asia, Afrika, dan wilayah Dunia Ketiga lainnya.
Pembicaraan
mengenai upaya mewujudkan gagasan TKIDB tak bisa dilepaskan dari badan PBB
UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).
Badan ini, pada periode tertentu secara gigih mengungkit permasalahan TKIDB
sehingga terwujud sebuah gerakan politik internasional yang sangat serius.
Pandangan Optimistik Mengenai Arus Informasi Internasional
Demikianlah,
kita dapat melihat bagaimana arus informasi internasional dipandang sebagai
sesuatu yang positif. Dalam teori-teori modernisasi; arus informasi dari
negara-negara maju dianggap sebagai keniscayaan bagi pembangunan negara-negara
berkembang dalam rangka mempelajari nilai-nilai yang dibutuhkan dalam proses
modernisasi. Tanpa perubahan nilai, diteorikan bahwa pembangunan perangkat
keras yang dilakukan di Dunia Ketiga tak akan ada artinya.
Dalam
pandangan globalisasi, arus informasi internasional dianggap sebagai
keniscayaan bukan hanya bagi negara berkembang namun juga bagi seluruh dunia
dalam rangka mencapai pemahaman bersama. Diteorikan bahwa selama ini
konflik-konflik di dunia terjadi karena banyaknya perbedaan pandangan antar
kelompok sesuatu yang akan dapat diatasi bila terjadi komunikasi yang lebih
baik.
Dengan
demikian, kedua kubu pandangan ini melihat dominasi arus informasi oleh
negara-negara maju bukan sebagai hal yang negatif. Bahkan mengingat negara maju
adalah contoh negara yang berhasil dalam peradaban dunia saat ini, dominasi
tersebut nampak sebagai sesuatu yang dibutuhkan bagi negara-negara berkembang.
Gagasan-gagasan
Pesimistik Mengenai Dominasi Arus Informasi Internasional Di Negara-negara
Berkembang
Berbeda
dengan kelompok teori modernisasi dan globalisasi yang cenderung memandang
gencarnya arus informasi dari negara-negara maju sebagai sesuatu yang
disyaratkan bagi pembangunan Dunia Ketiga dan bermanfaat bagi kesejahteraan
masyarakat dunia, kelompok teori imperialisme memandang arus informasi tersebut
justru sebagai penyebab keterbelakangan negara berkembang dan timbulnya
berbagai konflik alam masyarakat.
Dalam
hal ini, komunikasi dipandang sebagai sarana pendidikan negara berkembang untuk
menjadi bergantung pada negara-negara maju. Proses Eropanisasi atau
Westernisasi yang oleh kubu modernisasi dipandang sebagai hal yang diperlukan
agar masyarakat negara berkembang mengadopsi nilai-nilai yang dibutuhkan untuk
mengikuti jejak negara Barat mencapai kemajuannya, dalam kubu imperialisme
dipandang sebagai hal yang menjadikan masyarakat negara berkembang menjadi
konsumen barang-barang produksi
Barat yang sebenarnya tak dibutuhkan sesuai
dengan perkembangan ekonomi mereka. Selain itu, penanaman nilai-nilai yang
tercapai lewat komunikasi internasional itu juga dianggap menjadikan negara
berkembang terutama elitnya senantiasa menganggap benar pola habungan antar
negara maju dan negara berkembang yang sebenarnya bersifat eksploitatif.
Di
luar teori imperialisme, berkembang pula keprihatinan lain yang terkait dengan
visi nasionalistik, yang mempersoalkan perbedaan kontekstualitas budaya antara
masyarakat produsen dan masyarakat konsumen, serta yang terkait dengan
kekhawatiran bahwa negara berkembang menjadi sasaran disinformasi yang
dilakukan negara maju.
KETIMPANGAN
INFORMASI: IMPERIALISME KULTURAL DAN KOMUNIKASI
Perkembangan Gagasan TKIDB Sebagai Gerakan Internasional
Perkembangan Gagasan TKIDB Sebagai Gerakan Internasional
Tata
Komunikasi dan Informasi Dunia baru (TKIDB) adalah sebuah gagasan yang
mengangankan terwujudnya sebuah struktur sistem media dan telekomunikasi
internasional di mana berlangsung arus komunikasi yang berimbang antara negara
maju dan negara berkembang. Gagasan ini menjadi salah satu agenda terpenting
dalam dunia komunikasi tahun 1970-an, karena periode itu merupakan masa awal
revolusi komunikasi yang meskipun di satu sisi akan mempercepat arus informasi
dari satu belahan dunia ke belahan dunia lain, namun di sisi yang lain
dikhawatirkan akan memperkokoh dominasi negara-negara industri maju.
Satu
aktor utama yang berperan dalam upaya mewujudkan TKIDB adalah UNESCO, badan PBB
yang memang sejak tahun 1960-an memberi perhatian luas terhadap kondisi arus
informasi internasional. Meskipun tak memiliki kekuatan legal untuk memaksakan
kebijakan, UNESCO memiliki kekuatan moral yang akan menjadikan para negara
anggotanya merasa berkewajiban mematuhi keputusan-keputusan bersama mereka.
Pada
periode 1970-an, UNESCO menjadi tampak semakin berhadap-hadapan dengan
kepentingan negara-negara industri maju, karena keanggotaan badan supranas10nal
itu semakin didominasi banyak negara yang belum lama merdeka dan kecewa dengan
tatanan komunikasi yang berlangsung. Pada masa itu pula, apa yang disebut
Gerakan Dunia Ketiga memperoleh dukungan energi yang dibutuhkan dengan
berhasilnya OPEC mendikte kepentingan mereka atas negara-negara maju.
Ketika
AS sempat menarik untuk sementara dukungan dana dari UNESCO, konfrontasi justru
semakin menjadi. Begitu pula lawan politik AS dalam Perang Dingin, Uni Soviet,
pada masa itu berhasil mencitrakan diri sebagai sahabat Dunia Ketiga dalam
menghadapi negara-negara Barat.
UNESCO
dan Dunia Ketiga memang memandang solusi bagi ketidakseimbangan arus informasi
internasional itu bukan hanya membangun sistem media dan telekomunikasi yang
kuat di Dunia Ketiga. Tercakup dalam gagasan TKIDB adalah perlunya pemerintah
berperan besar dalam sistem komunikasi sebuah negara, serta pula penolakan
terhadap prinsip kebebasan pers yang mutlak. Dua hal terakhir inilah yang
menjadi fokus utama pertentangan antara Dunia Ketiga dengan negara-negara
industri maju, terutama AS.
Kegagalan
TKIDB Yang Bermula dari AS
Sejak
pertengahan 1970-an, ada kesan gagasan Tata Komunikasi dan Informasi Dunia Baru
akan berhasil diwujudkan melalui UNESCO. Saat itu, sikap pemerintah AS di bawah
Presiden Jimmy Carter juga menunjukkan pengertian yang cukup mendalam terhadap
apa yang dibutuhkan negara-negara berkembang. Akibatnya suasana konfrontatif
antara negara industri maju, terutama AS, dengan para pendukung TKIDB di UNESCO
belum sepenuhnya meruncing.
Di
sisi lain, UNESCO sendiri menunjukkan bahwa penentangannya terhadap tata
komunikasi lama bukanlah didasarkan pada penentangan terhadap kepercayaan
mengenai prinsip kebebasan pers. Ini terlihat pada Deklarasi Media 1978 maupun
pada Resolusi UNESCO 1980 yang didasarkan pada laporan Komisi MacBride. Di sana
tertera jelas dukungan terhadap arti penting arus informasi yang bebas serta
perlindungan terhadap wartawan yang menjalankan profesinya.
Yang
lebih awal menunjukkan secara tegas penolakan terhadap gagasan TKIDB adalah
komunitas pers barat, sebagaimana terlihat dalam peliputan mereka terhadap
sidang-sidang UNESCO maupun dalam Konferensi World Press Freedom Committee.
Yang terutama mereka serang adalah gagasan tentang peran pemerintah dalam
sistem media sebuah negara serta konsep pers yang bebas dan berimbang.
Keberatan
pers Barat tersebut bisa dijelaskan oleh dua hal:
1.bahwa
gagasan tersebut dianggap bertentangan dengan prinsip kebebasan pers yang
dijunjung tinggi pers Barat, dan
2.bahwa
gagasan tersebut mengancam kepentingan ekonomi media Barat yang berusaha
menjadikan Dunia Ketiga sebagai pasar. Apalagi karena dalam
resolusi-resolusinya tersebut, UNESCO melontarkan peringatan tentang ancaman
yang datang dari “keterpesonaan yang berlebihan terhadap teknologi komunikasi”,
“banjir produk budaya Barat”, serta “komersialisasi komunikasi”.
Dalam
penentangan tersebut, pers Barat menggambarkan TKIDB sebagai upaya
negara-negara berkembang memberangus kebebasan pers, seraya mengabaikan fakta
bahwa resolusi yang dikeluarkan justru mengandung dukungan terhadap prinsip
kebebasan pers. Adalah dalam konferensi WPFC, usulan penarikan diri AS dari
UNESCO mula-mula tercetus.
Upaya
perwujudan TKIDB memperoleh pukulan balik terutama setelah naiknya Ronald
Reagan menjadi presiden AS pada 1980. Dengan dukungan media, pemerintah AS
sejak saat itu bersikap tegas menghambat berkembangnya gagasan-gagasan TKIDB.
Puncaknya adalah ketika akhir 1984, AS mengundurkan diri dari UNESCO, sehingga
mereka tak memiliki kewajiban moral mengikuti resolusi yang dikeluarkan. Di
pihak lain, mundurnya AS menghilangkan kontribusi dana 25 persen dari total
anggaran UNESCO. Sejak saat itu, gagasan TKIDB mengalami kemunduran sampai
akhirnya lumpuh sama sekali.
KETIMPANGAN
ARUS BERITA INTERNASIONAL
Dominasi Kantor Berita Besar
Dominasi Kantor Berita Besar
Pada
masa ini berlangsung ketimpangan arus berita internasional, dimana konstelasi
kantor berita dunia didominasi oleh tiga kantor berita yang kesemuanya berpusat
di Barat. Dominasi ini diperkirakan akan masih akan terus berlangsung meningkat
pertimbangan ekonomi pengumpulan berita dan kredibilitas kantor-kantor berita
tersebut. Tiga kantor berita tersebut dapat dikategorikan sebagai kantor berita
“dunia”, yang semakin memperkokoh dominasinya antara lain dengan memperluas
keragaman jasa, versi bahasa, dan corak berita yang ditawarkan bagi para klien
yang semakin beragam pula. Di luar mereka, terdapat pula kantor-kantor berita “menengah”
dan “nasional”.
Dominasi
3 Besar adalah fenomena yang baru lahir setelah abad 20. Sebelumnya, sejak awal
kelahiran kantor berita pada pertengahan abad 19, dominasi tersebut dipegang
oleh Tiga Besar kantor berita Eropa: Havas, Wolff, dan Reuter. Tiga alasan
keunggulan ketiga kantor berita tersebuat adalah:
(a) Mereka adalah perintis
kantor berita;
(b) keterkaitan mereka dengan peran yang dijalankan negara
mereka masing-masing dalam percaturan politik-ekonomi-militer interasional pada
masanya;
(c) mereka menguasai teknologi yang dibutuhkan. Dua hal utama yang
menyurutkan posisi mereka sejak awal abad 20: a) kondasi politik internasional
di Eropa; b) tantangan dari munculnya kantor-kantor berita AS. Setelah Perang
Dunia II, konstelasi kantor berita praktis berubah.
Ketimpangan Isi Berita dan
Kendala-kendala bagi Perubahan Terhadapnya
Gugatan yang diajukan terhadap ketimpangan arus berita
internasional tidak hanya berkaitan dengan segi kuantitas namun juga segi
kualitas berita, yakni mengenai isi berita yang diedarkan kantor-kantor berita
Barat. Pemberitaan tentang negara-neqera berkembang dianggap tidak proporsional
jumlahnya, cenderung bersifat negatif, tidak ditempatkan dalam konteks
keseluruhan, lebih merefleksikan nilai Barat, dan mengabaikan dimensi
pembangunan.
Namun perubahan kecenderungan sulit diharaphan akibat
sejumlah kondisi obyektif.
Bagi
kantor-kantor berita Barat, berita adalah komoditi, sehingga corak berita yang
mereka tawarkan akan sengat tergantung pada pertimbangan-pertimbangan: siapa
pasar potensial mereka, apa yang dibutuhkan serta disukai dan tidak disukai
pasar tersebut, berapa biaya yang harus dikeluarkan dan komponen biaya apa yang
dapat ditekan. Pengendalian ketat dari pemerintah negara-negara berkembang
sendiri telah turut mendorong tumbuhnya kecenderungan pemberitaan semacam itu.
Kesadaran
akan sulitnya mengharapkan perubahan datang dari kantor-kantor berita Barat
sendiri, negara-negara berkembang menqembangkan kerjasama antar mereka sendiri
dengan mendirikan berbagai kantor berita “internasional menengah”. Kendatipun
akarnya dapat dilacak sejak awal 1960-an, perkembangannya baru sangat terasa
sejak dekade 1970-an. Hampir semua negara berkembang terlibat dalam salah satu kerja
sama antar kantor berita nasional, baik yang bersifat regional (misalnya OANA)
ataupun tidak (misalnya NANAP). Namun demikian, sejauh ini upaya menantang
monopoli kantor berita besar ini hanya memperoleh sukses terbatas.
Kantor-kantor berita besar tetap dianggap sebagai sumber berita yang dapat
memenuhi kebutuhan media secara lbih cepat, lebih efisien, 1ebih dapat
diandalkan dengan harga relatif murah. Kantor berita dunia ketiga baru
menempati posisi pelengkap bukan pengganti kesimpulan mana dapat pula diterapkan
pada perkembangan salah satu kantor berita alternatif yang dikembangkan para
jurnalis Barat sendiri: IPS.
Dominasi
Barat dalam arus berita ini berlangsung dalam wilayah berita-film, yang
didominasi dua kantor berita AS dan Inggris; radio gelombang pendek, yang
didominasi stasiun-stasiun radio milik berbagai pemerintah Barat; dan majalah
internasional, yang didominasi majalah-majalah AS.
HIBURAN
GLOBAL
Ciri-ciri Industri Hiburan Global
Ciri-ciri Industri Hiburan Global
Arus
hiburan internasional mengalami peningkatan pesat dalam satu dua dekade
terakhir ini bersamaan dengan terbangunnya sebuah industri hiburan global.
Sejumlah hal yang menjadi ciri industri tersebut adalah industri berkembang
dengan rentang variasi produk semakin luas, penyebarannya berskala global yang
dipermudah dengan diadopsinya kebijakan yang lebih terbuka oleh berbagai
pemerintah, pertumbuhannya dipercepat dengan perkembangan teknologi komunikasi,
dalam pertumbuhannya tersebut sejumlah negara memang memiliki posisi dominan namun
posisi sejumlah negara berkembang pun di sebagian wilayah turut menguat.
Pemilikan
dalam industri hiburan tersebar di tangan berbagai pemodal dari berbagai
negara, berlangsung diversifikasi produk dan produk-produk tersebut memiliki
nilai ekonomi tinggi. Dominasi negara maju terutama AS dalam industri hiburan
global ini tidak datang secara tiba-tiba. Pada awalnya perkembangan masyarakat
industri mendorong lahirnya kebutuhan akan hiburan yang direspons dengan
lahirnya berbagai medium hiburan yang ditujukan pada massa, bukan hanya pada
kalangan elit tertentu.
Kebutuhan
akan medium hiburan yang bersifat massal ini memberi insentif bagi perkembangan
teknologi komunikasi yang melahirkan berbagai medium yang saling mengisi dan
bisa diakses dengan mudah dan relatif murah oleh masyarakat. Kesalingterkaitan
ini mendorong berkembangnya industri budaya populer yang memiliki nilai ekonomi
tinggi.
Ketiga
tumbuh menjadi industri ada kebutuhan untuk menciptakan economies of scale,
dengan gagasan sederhananya adalah semakin banyak kopi sebuah produk dihasilkan
semakin murah pula biaya per unit. Logika produksi massa yang didasarkan pada
skala ekonomi ini cenderung mendorong industri hiburan berupaya mencapai
khalayak seluas mungkin, sehingga pasar yang berusaha dikuasai tak hanya
bersifat lokal dan nasional namun juga global.
Dominasi Dalam Struktur Arus Hiburan Global dan Kemunculan Pemain-pemain Baru
Dominasi Dalam Struktur Arus Hiburan Global dan Kemunculan Pemain-pemain Baru
Dalam
industri film dominasi AS paling menonjol disebabkan oleh pasar dalam negeri
yang besar sehingga tercapai skala ekonomi, memiliki sumberdaya yang handal,
dan penerapan teknologi canggih dalam industri film. Demikian halnya dalam
industri televisi dan musik, dominasinya ditunjang oleh harga yang murah,
pasokan dapat diandalkan dan memiliki diskon kultural. Dalam kasus Indonesia
menunjukkan sulitnya sebuah negara berkembang menerapkan kebijakan protektif
terhadap arus hiburan internasional.
Dalam
hal film Indonesia terpaksa membuka diri terhadap arus impor dari AS setelah
memperoleh tekanan dari MPEAA yang akan menerapkan sanksi perdagangan. Selain
itu, tumbuhnya teknologi audio visual baru menumbuhsuburkan penyebaran
film-film AS.
Dalam
hal musik, pertumbuhan radio swasta dan murahnya harga kaset audio. Harga kaset
ini memang melonjak setelah AS mendesak Indonesia menerapkan UU hak cipta.
Namun karena sudah terbentuknya selera musik populer di Indonesia tingkat
penjualan produk musik Barat segera meningkat kembali. Dalam hal televisi,
peningkatan program televisi asing meningkat seiring dengan lahirnya kebijakan
yang mengizinkan pendirian stasiun televisi swasta.
PROPAGANDA
INTERNASIONAL
Pengertian
Propaganda
Propaganda
pada dasarnya adalah upaya sengaja dan sistematis dengan memanfaatkan media
komunikasi untuk mempengaruhi publik agar bereaksi sesuai dengan yang diinginkan
sang propagandis. Dalam pemahaman ini, propaganda tidak dengan sendirinya
melibatkan pengertian menipu atau menggunakan fakta yang tidak benar.
Bagaimanapun, sejarah memang mencatat banyak ahli propaganda menghalalkan
berbagai cara yang tidak etis dalam mencapai tujuan yang diinginkan, termasuk
merekayasa berita atau disinformasi. Karena latar belakang itu, banyak pihak
enggan menggunakan istilah propaganda dan menggantinya dengan istilah seperti
‘informasi publik’ atau ‘diplomasi publik’ untuk propaganda internasional.
Propaganda
internasional dibedakan dari upaya komunikasi politik luar negeri lainnya dalam
hal kegiatan ini ditujukan pada publik luar negeris dan bukan hanya pada elit
politik terbatas. Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan peningkatan propaganda
internasional sesudah perang Dunia II: pertama, semakin dihindarinya penggunaan
kekuatan militer dalam upaya menyelesaikan pertikaian internasional; kedua,
meningkatnya Posisi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan di sebagian
besar negara, sejalan dengan diterimanya sistem pemerintahan demokratis di
negara-negara tersebut; ketiga, berkembangnya sarana komunikasi yang dapat
dimanfaatkan untuk menjalankan propaganda internasional.
Komunikasi
persuasif ini pun dapat dibedakan antara yang dijalankan dalam masa damai dan
yang dilancarkan dalam masa perang yang mengambil bentuk agresif. Dalam masa
perang, masing-masing kubu bertikai memanfaatkan berbagai sarana komunikasi
untuk mempengaruhi kubu lawan, terutama untuk memecah belah, melemahkan, serta
menghancurkan semangat bertempur musuh.
Propaganda
Internasional Melalui Media Massa Swasta
Dalam
masa damai ini, propaganda yang dijalankan memiliki pola lebih halus.
Pemerintah negara-negara besar lazim mendirikan perpustakaan, menyelenggarakan
seminar, diskusi, acara budaya, pertukaran siswa di negara lain
aktivitas-aktivitas yang pada dasarnya berfungsi mempengaruhi publik luar
negeri mendukung negara besar tersebut. Hampir setiap negara juga
menyelenggarakan stasiun radio gelombang pendek untuk menjalankan propaganda
internasional mereka.
Namun,
seperti terlihat dalam kasus AS, ‘peperangan informasi’ itu tak hanya
dijalankan sepenuhnya oleh organ-organ pemerintah, namun juga didukung oleh
inisiatif-inisiatif non-pemerintah, serta melalui media massa swasta yang baik
secara terencana atau tidak terencana mendukung kebijakan pemerintah tersebut.
Propaganda
internasional AS melalui media massa swasta mengambil dua bentuk. Pertama,
pelibatan media massa melalui penanaman jurnalis dan artikel ke dalam media
tersebut. Dalam hal ini seringkali media massa tak menyadari bahwa mereka
‘disusupi’ untuk dimanfaatkan bagi kepentingan propaganda pemerintah. Yang
kedua, pelibatan-pelibatan media massa melalui persetujuan media massa itu
sendiri. Dalam hal ini, dukungan media massa itu terkait dengan lima kondisi:
a) besaran, kepemilikan, dan orientasi keuntungan Media Massa; b) pengaruh
periklanan; c) kebutuhan akan narasumber pemerintah; d) tekanan tidak formal
(’Flak’); serta e) adanya ideologi antikomunisme.
ReplyDeleteSaya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut