Dunia Komunikasi

Media Luar Ruang sebagai Media Komunikasi Politik



Beberapa acuan buku memasukkan poster, spanduk dan transit ad (misalnya iklan di bis/panel bis) di samping papan reklame sebagai bagian dari media luar ruang. Dalam bukunya Rhenald Kasali (Manajemen Periklanan, 1993: 133) menekankan media luar ruang adalah papan reklame.

Umumnya media luar ruang yang ditata dengan baik memberikan keuntungan ganda bagi pemda setempat. Iklan luar ruang disamping memeprcantik kota juga sumber pendapatan bagi pemerintah daerah setempat. Karena itu pegurusan media ini harus mengantongi perijinan dari dinas-dinas kota yang bersangkutan. Instansi tersebut antara lain:
- Dinas Tata Kota
- Dinas pengawasan dan pembangunan kota
- Dinas Pertamanan
- Dinas Pekerjaan Umum
- Dinas Kebersihan
- Dinas Pendapatan Daerah
- Biro Ketertiban Umum

Syarat pemasangan media ini juga mencantumkan standar ukuran reklame, tingginya dari permukaan tanah atau dari atas atap gedung bertingkat, pemakaian stempel khusus dan tidak memasang di tempat-tempat seperti jalan protocol, di sekitar pusat keramaian dan lokasi peribadatan dan sekolah. Namun seiring berjalannya waktu, rupanya yang dipaparkan Rhenald Kasali di bukunya ini justru media luar ruang membidik lokasi-lokasi yang justru dulu dilarang.

Pendirian media luar ruang juga dipengaruhi oleh sosio-kultur masyarakat setempat, di beberapa daerah seperti di Jogjakarta dan Bali, media ini mempunyai peraturan yang sangat ketat. Khususnya di Bali, tinggi papan reklame benar-benar harus diperhatikan sesuai adapt maupun kepercayaan setempat. Sedangkan di Jogjakarta, papan reklame sempat diharuskan tidak boleh dekat dengan Kraton Jogja apalagi sampai tingginya menutupi Kraton, namun (lagi-lagi) berjalan seiringnya waktu, aturan inipun agak diperlunak oleh pihak Pemda DI Jogjakarta.


Papan Reklame
Berarti poster dalam ukuran besar dan didesain untuk dilihat oleh orang yang melakukan perjalanan dengan tingkat mobilitas cukup tinggi. Papan reklame atau billboard mempunyai jenis-jenis yang biasa dipakai dalam kampanye periklanan, yaitu:

1. Poster Panels.
Lembaran kertas besar yang dicetak sesuai dengan keinginan pemesan. Dicetak dalam jumlah yang banyak untuk menghemat biaya kemudian ditempelkan pada panel besar yang dilengkapi kerangka dan bantuan cahaya lampu. Lembaran kertas ini tahan dengan perubahan cuaca dan gangguan cuaca, misalnya hujan. Jenis ini sekarang popular dengan bantuan digital printing.

2. Painted Bulletins
Langsung didesain dan digambar oleh artist dari agency di atas panel yang telah disediakan. Bisa juga dikerjakan terlebih dahulu di studio kemudian dipindahkan ke panel tersebut. Butuh kejelian mata seorang seniman lukis untuk menimbulkan detail sehingga benar-benar artistic. Jenis ini masih tetap bertahan di bioskop-bioskop untuk mempromosikan film yang sedang diputar.

Efek-efek dalam iklan luar ruang :

1. Tata Cahaya
Dibutuhkan pencahayaan yang cukup atraktif untuk menimbulkan minat orang memperhatikan pesan dalam media ini.

2. Lampu latar
Beberapa pengiklan melakukan eksperimen dengan holografi yang dapat memproyeksikan efek tiga dimensi dari suatu panel atau pada panel yang lain.

3. Bentuk
Perlu eksperimen untuk memecahkan keterikatan pada sudut-sudut segi empat yang membuat penampilan media ini menjadi kaku. Dewasa ini ada yang menggunakan efek tiga dimensi dan beberapa teknik yang lain, misalnya cutting, dsb.

4. Inflatables
Menggunakan benda-benda yang digantungkan dan ditampilkan pada papan reklame sehingga efek tiga dimensi lebih terasa.

5. Gerakan
Panel-panel yang bergerak disebut kinetic board, digunakan untuk menyajikan pesan-pesan yang berbeda-beda. Satu panel yang terdiri dari dua atau tiga sisi dapat digunakan untuk menyampaikan pesan yang berubah-ubah sesuai dengan bergesernya khalayak sasaran yang lalu lalang di jalan raya.

Menentukan Lokasi Papan Reklame :

1. Arus perjalanan
Harus jeli apakah akan dipasang di kiri atau kanan jalan. Perlu diperhatikan pula berada pada arus pulang atau arus berangkat kerja atau sekolah/kuliah.

2. Jenis Produk
Asumsinya arus berangkat adalah pada pagi hari sedangkan arus pulang adalah pada sore atau malam hari, maka iklan shampoo yang dipasang pada kiri jalan (arus berangkat kerja) dapat mengganggu karena pihak konsumen sedang tidak akan mengalami kegiatan rutinitas membersihkan badan.

3. Jangkauan
Media ini mempunyai daya jangkau yang bersifat sangat local, yakni hanya daerah di sekitar papan reklame itu sja. Karenaya, sangat penting memilih lokasi yang memiliki sudut pandang yang luas, mislanya pada ketinggian tertentu yang bebas dari halangan pandangan.

4. Kecepatan arus lalu lintas
Jika media ini dipasang di jalur bebas hambatan, maka papan reklame tersebut harus didesain sedemikian rupa agar dari kejauhan sudah terbaca dan dikenali pesannya. Pada jalur ini iklan luar ruang mempunyai efektifitas terbaca dalam tempo kurang dari tujuh detik. Jika ingin menampilkan detail maka lebih baik memilih jalur lalu lintas yang padat dan pada ketinggian menengah. Jalur padat ini misalnya pada lokasi sekitar pusat perbelanjaan, persimpangan jalan, jalan tiga jalur yang ada sekolah dengan sedikit tempat parkir atau juga jalan ‘leher botol’ yang ujungnya menyempit. Pada arus yang padat, orang dapat membaca dengan santai pada titik pandang yang dekat. Ketinggian juga diperhatikan jangan sampai orang membaca dengan kepala terlalu mendongak.

5. Persepsi terhadap lokasi
Papan reklame juga bertujuan untuk membangun citra. Jangan sampai salah menempatkan produk dengan citra yang bonafit, anggun, besar dan modern di suatu tempat yang tidak pada tempatnya dan tidak sesuai sasaran.

6. Keserasian dengan bangunan sekitarnya
Tanpa memperhatikan keserasian, papan reklame akan menjadi sampah kota yang semakin menyebabkan calon pembeli sesak napas. Papan reklame yang baik harus memperhatikan keseimbangan lingkungan yang justru dapat mempercantik kota. Iklan luar ruang harus memperhatikan 7K, yaitu: keindahan, kesopanan, ketertiban, keamanan, kesusilaan, keagamaan dan kesehatan.

Efektifitas Media Luar Ruang :

1. Jangkauan
Kemampuan media menjangkau khalayak sasaran. Pada media luar ruang, factor ini bersifat local, artinya hanya mampu menjangkau daerah di sekitarnya saja. Hal ini terjadi karena dalam hal bepergian, ternayata manusia sering hanya menggunakan satu jalan dan tidak pernah berganti rute kecuali jika ada gangguan.

2. Frekuensi
Kemampuan media mengulang pesan iklan yang sama terhadap khalayak sasaran saat mulai dilupakan.

3. Kontinuitas
Kesinambungan media menyampaikan pesan iklan sesuai dengan tuntutan strategi periklanan.

4. Ukuran
Kemampuan media memberikan ukuran yang dituntut oleh pesan iklannya. Memiliki kemampuan tampil dengan mencolok dan tiba-tiba.

5. Warna
Kemampuan media menyajikan tata warna yang dituntut oleh suasana yang dikehendaki pada saat pesan iklan disampaikan.

6. Pengaruh
Kekuatan pesan iklan yang kreatif dengan tata letak yang fungsional dalam hal menjual dirinya kepada khalayak sasaran. Pesan harus singkat dan ditampilkan secara jelas. Harus dapat dibaca setidaknya dalam tujuh detik. Menggunakan huruf yang mudah terbaca dari jarak relative jauh. Menggunakan warna yang tepat sebagai pembantu.

Berikut akan dikemukakan perbandingan saluran komunikasi politik :
1. Media Cetak
Media Cetak ialah saluran komunikasi di mana pesan verbalnya tertulis maupun disampaikan lewat gambar seperti karikatur, dan komik yang dilakukan dalam bentuk cetak.media ini memiliki kelebihan yakni dapat dibaca kapan saja dan memilki waktu lenggang bagi pembaca untuk membacanya. Selain itu media cetak bisa dinikmati oleh banyak orang dimana saja, kapan saja. sayangnya media cetak tidak memiliki jangkauan luas kecuali hanya tenpat-tempatyang bisa dimasuki transportasi mengantar surat kabar.
2. Media Elektronik
Pesan media elektronik disampaikan melalui getaran listrik yang diterima oleh pesawat penerima tertentu misalnya televisi, radio. Kelebihan media ini yakni bisa menembus ruang dan waktu, sehingga informasi sangat cepat dan serempak meliputi semua wilayah dalam radius penerimaan. Radio hanya disampaikan dengan audio saja namun pesan bisa langsung dan cepat tersampaikan. Sedangkan dalam media televisi  selain cepat pesan disampaikan disertai dengan gambar hidup yang berwarna sehingga menarik untuk ditonton oleh pemirsa dirumah.
Media elektronik dewasa ini bukan hanya Radio atau pun televisi, namun sekarang sudah tersedia internet, dan Ponsel yang sedang digandrungi. Namun kekurangan dari media elektronik, pesan yang disampaikan tidak bisa diulang, sehingga hanya beberpa detik saja kesempatan kita untuk menangkap suatu pesan.
3. Media Luar Ruang (Outdoor Media)
Media luar ruang biasanya dikaitkan dengan dunia astetika dalam bentuk lukisan, dan ditenmpatkan pada tempat ramai yang bisa dilihat banyak orang. Media ini diantaranya :spanduk, baliho, iklan bus,umbul-umbul, dan lain sebagainya. Jangkauan media ini amat sempit, hanya orang-orang yang melintas saja yang menjadi sasaran. Namun media ini tahan lama dan bisa dipindah tempatkan.
4. Media Format Kecil
Media ini biasanya terdiri atas berbagai macam media, tetapi bentuknya lebih kecil dan isinya kadang terfokus pada satu macam informasi yang bisa dibawa kemana-mana dan mudah mencuri perhatian banyak orang. Bentuk ini biasanya berbentuk cetakan, lukisan, artifact, lainnya, yakni bulletin, leaflet, selebaran, brosur, kalender, stiker, dan lain sebagainya.
5. Saluran Komunikasi Kelompok
Peranan kelompok dalam konteks kelompok, baik kelompok partai, kelompok sosial, atau kelompok profesi peranan kelompok dalam konteks politik sangat penting karena menjadi saluran komunikasi politik untuk berhubungan dengan sesama pengurus dan anggota maupun dengan pemilih.
6. Saluran Komunikasi Publik
Ada yang beranggapan bahwa saluran komunikasi publik adalah saluran komunikasi massa sebab ia melibatkan banyak orang. Akan tetapi, ada juga yang menilai bahwa komunikasi publik tidak sama dengan komunikasi massa sebab komunikasi publik sifatnya tatap muka, tebuka, dan langsung dan biasa dihadiri oleh komunitas tertentu, sementara komunikasi massa diantarai oleh media, dan tidak bertatap muka langsung dan bersifat umum tanpa mengenal asal komunitas. Saluran komunikasi publik biasanya dalam bentuk : rumah ibadah, kampanye terbuka, rapat akbar, panggung terbuka di pasar swalayan, pergelaran music kampus, dan lain sebagainya.
7. Saluran komunikasi sosial
Komunikasi sosial dilakukan dalam bentuk tatap muka, dan sifat pesan ialah hal-hal yang berkaitan dengan hubungan sosial antara warga. Orang yang gerlibat di dalamnya sangat terbatas dalam lingkungan sekitarnya saja, tapi memiliki intensitas hubungan yang akrab. Saluran komunikasi ini biasanya dalam bentuk : arisan, pengajian, khitanan, perkawinan, rukun tetangga, dan lain sebagainya.
8. Saluran komunikasi antarpribadi
Komunikasi antarpribadi ialah suatu bentuk komunikasi yang berlangsung secara tatap muka dan sifat pesan biasanya sangat pribadi (antara komunikator dan komunikaan).salurakn komunikasi antarpribadi ialah dalam bentuk : surat menyurat, telepon, SMS, anggota keluarga, tetangga, kerabat dan lainnya.
9. Saluran komunikasi Tradisional
Komunikasi tradisional masih banyak ditemui di daerah terpencil atau pedalaman namun warga disana masih memiliki hak politik yang sama dengan warga di tempat-tempat lainnya. Untuk mendekati mereka diperlukan saluran-saluran komunikasi tradisional yang mereka miliki dan berkembang dikalangan masyarakat tertentu. Bentuk komunikasi ini biasanya berbentuk pesta adat, upacara kelahiran, pesta panen, upacara kelahiran atau kematian (berkabung), dan lain sebagainya.
10. Kombinasi Media Massa dan Media antarpribadi
Komunikasi Massa dapat mengubah image, wawasan dan persepsi penerima dan Komunikasi Antarpribadi dan kelompok memiliki kekuatan mengubah perilaku khalayak sasaran. Kaduanya memiliki kekuatannya masing-masing dan saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan. Dalam komunikasi antarpribadi banyak diperakan oleh para pemuka agama atau tokoh masyarakat. Ada factor yang menyebabkan ketergantungan masyarakat pada tokoh-tokoh pendapat semacam itu, antara lain :
  • Para pemuka pendapat rata-rata memiliki status ekonomi yag lebih baik daripada warga yang dipimpinnya
  • Memiliki akses terhadap media komunikasikarena memiliki televisi atau berlangganan surat kabar
  • Memiliki mobilitas yang tinggi keluar desa tempat tinggalnya
  • Memilliki hubungan baik dengan para agen pembaharu seperti dokter, penyuluh pertanian, dan para pkerja sosial dari lembanga Swadaya Masyarakat.
11. Kekuatan, kelemahan, dan ketidaknetralan Media
Buku McGinnis The Selling of the president yang terlaris menyebutkan media massa utamanya televisi memiliki peran yang menentukan dalam pembentukan citra kandidat. Media memang menjadikan politisi sebagai berita. Mlalui media, masyarakat bisa mengenal wajah dan latar belakang calon. Dengan terus menerus diberitakan semakin menambah wawasan pemirsa dalam menentukan kandidat yang mencalonkan dalam pemilu. Orang Yunani mengatakan bahwa keberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh karakter dan etos, sekarang harus ditambah dengan kemampuan untuk menguasai media komunikasi. Media is a message, tulis pakar komunikasi Kanada, Mcluhan. Dengan kata lain siapapun calonnya, harus bisa dekat dan berhubungan baik dengan media. Karena media mampu menguasai dan mempengaruhi pikiran, sifat dan perilaku pemirsa. Teori agenda Setting menunjukan bahwa media tidak hanya berperan untuk memberitakan suatu kejadian, namun juga untuk mengagendakan hal-hal yang perlu dipikirkan oleh masyarakat, misalnya bagaimana membuat pemilu bisa berjalan jujur, tanpa tekanan atau money politics dan membuat program kampanye damai tanpa konflik.
Televisi di indonsia telah memberikan partisipasinya yang cukup besar terhadap kesuksesan pemilu 2004, terutama dengan kebijakan Kmisi Pemilihan Umum untuk mengubah model kampanye dari tipe barisan motor dan arak-arakan kepada penayangan di media massa yang disambut baik oleh para partaipolitik dan juga media itu sendiri. Dengan adanya ruang dan waktu dari media televisi, para politisi berkesempatan untuk menjual gagasannya, atau menjatuhkan lawan politiknya yang akan mempengaruhi pola pikir pemirsa dengan argument-argumennya. Melihat program yang disajikan para kandidat, sehingga dapat terlihat kekurangan dan kelebihan masing-masing dari program tersebut.

12. Media Internet
Internet merupakan hasil dari kemajuan teknologi satelit komunikasi, termasuk juga telepon seluler, partumbuhan digitasi, penggunaan computer, dan faksimile. Teknologi satelit ini juga berhasil menciptakan kombinasi sistem komunikasi yang sangat luar biasa, terutama terjadinya dukungan antara sistem computer, internet, dengan dunia penyiaran dan penyiaran berita. Toffler dan Gun (2004) menggambarkan bahwa sistem komunikasi computer akan mwningkatkan partidipasi komunikasi secara luas dan pemerataan dalam kehidupan sosial dengan mengizinkan untuk mengakses informasi dengan mudah.
Media Internet memiliki kelebihan antara lain :
  1. Kemampuan untuk menembus batas wilayah, ruang, dan waktu
  2. Memperluar aksesmemperoleh informasi global
  3. Meningkatkan kemampuan untuk berserikat secara bebas
  4. Mengancam tatanan yang telah mapan, seperti pemerintahan otokrasi,
  5. Memiliki kecepatan perkembangan dan penyebaran yang sulit diatasi.
Seperti yang dikatakan Pitroda dalam Gun (2004) bahwa internet as the greats democraticzer the world has ever seen. Demikian pula pendapat dari David Sobel, dari Electronic Privacy Information Center, Washington DC, yang menyatakan bahwa the internet in the first medium allows the democratic principles of free speech and self-govermance to play themselves out unhindered (New York times, May,11 1994)
Namun dibalik manfaat yang luar biasa, internet juga menimbulakn keriasuan bagi penguasa di sejumlah Negara, khususnya Negara yang sedang berkembang dan sudah mengalamai kemapanan. Sehingga di beberapa Negara internet dibatasi keterbukaanya karena dikhawatirkan bisa menggoyangkan sistem pemerintahannya. Semakin mudah kita mendapatkan informasi dari internet, kekurangan dari internet juga dengan mudah bisa memasukan informasi yang menyesatkan dan dapat menimbulkan dampak besar. Selain itu internet memiliki kelebihan dan kesulitan dalam hal melacak sumber penyebar informasi. Seperti kasus teroris bom di Indonesia yang dalam berkomunikasinya menggunakan internet namun menggunakan kata sandi yang sulit dimengerti aparat.

13. Telepon Selular dan SMS
Telepon Selular yang biasa disebut telepon genggam (handphone) mulai digunakan di indonsia pada pertengahan decade 1990-an, tetapi telepon dengan sistem pengiriman pesan pendek (SMS =Short Message Service) baru dikenal pada tahun 2001. Kini pengguna Telepon Selular dan SMS sudah tidak terhitung jumlahnya. Seluruh manusia di Bumi rata-rata telah menggunakan teknologi ini. Baik itu dari kalangan atas, menengah ataupun kalangan bawah rata-rata memiliki Telepon Genggam ini.
Dalam konteks politik telepon ternyata ternyata bisa menjadi sarana komunikasi politik yang cukup efektif dalam menggalang kerja sama dan percepatan mobilitas organisasi dan partai. Melalui SMS orang meniliki kebebasan dengan seenaknya mengembangkan isu-isu da gossip yang menyudutkan orang lain. Dalam pemilu, telepon selular banyak digunakan untuk menyebarluaskan pesan yang bersifat menolak, mengejek, mendukung, merongerog, dan lain sebagainya kepada kandidat lain.

DESKRIPSI KONTEKS BUDAYA :
BALIHO IKLAN POLITIK
Bolland (2003) mendefinisikan iklan sebagai bentuk pembayaran yang dilakukan untuk membeli tempat atau ruang dalam menyampaikan pesan-pesan lemaga atau institusi media. Media yang biasa digunakan iklan adalah bioskop, billboard (baliho), surat kabar dan radio serta televisi. Melalui iklan para calon atau kandidat bisa mengkomunikasikan pesan-pesan, ide, program kepada para calon pemilih. Dan Nimmo (1997) juga mengatakan calon mestinya menawarkan diri dalam merek yang berbeda, tetapi dalam produk yang sama.
Media luar ruang (outdoor) telah menjadi tren komunikasi visual untuk menginformasikan, memperkenalkan sekaligus mempromosikan layanan jasa dan produk-produk baru. Penggunaan ruang publik ini pun menjadi pilihan yang efektif, sebab sifat audience yang heterogen, terdiri dari berbagai golongan. Di samping itu, rentang waktu pemasangan relatif lebih lama. Melihat tepatnya sasarannya dan keuntungan yang diperoleh dari media luar ruang ini, maka produsen dalam hal ini calon anggota legislatif berlomba mencari kavling strategis untuk memperkenalkan produk mereka. Sehingga yang terjadi adalah perburuan lokasi ruang publik.

Lokasi seperti perempatan jalan, tikungan, taman kota hingga batang pohon semua dimanfaatkan untuk memasang iklan. Bahkan seringkali menimbulkan kesemrawutan di mata masyarakat yang melewatinya. Keberadaan pemasangan atribut kampanye caleg dan kandidat presiden telah meneror sebagian besar masyarakat yang melewati areal pemasangan atribut kampanye. Pemasangan atribut yang semrawut ini membuat perasaan tidak nyaman dan sangat bertentangan dengan ekologi visual dan estetika.

Pemasangan atribut bahkan terkesan meneror masyarakat. Hal ini terlihat dari pola pemasangan yang cenderung jor joran dan mengarah pada perang atribut. Beberapa fasilitas publik pun dijarah untuk dijadikan tempat pemasangan atribut caleg. Akhirnya ruang publik menjadi kumuh dan semrawut, seni yang dicoba ditampilkan oleh calon anggota legislatif pun akhirnya tenggelam dalam kesemrawutan.
Padahal bukankah kampanye dapat dilakukan melalui cara-cara yang simpatik, cantik dan cerdas melalui pola pemasangan atribut kampanye caleg dan kandidat anggota legislatif.

Periklanan politik hampir sama dengan periklanan komersial. Tidak ada perusahaan dalam hal ini partai politik yang ingin maju dan memenangkan kompetisi bisnis atau pemilu tanpa mengandalkan iklan. Demikian pentingnya peran iklan politik dalam bisnis partai politik, sehingga seringkali kekuatan partai politik diukur pada seberapa banyak dana yang digelontorkan untuk iklan. Di samping itu, iklan politik merupakan jendela kamar dari sebuah partai politik (Tinarbuko, 2009 : 15). Ia sanggup menghubungkan partai politik dengan masyarakat, khususnya calon pemilih. Periklanan selain merupakan kegiatan pemasaran, juga merupakan kegiatan komunikasi. Dari segi komunikasi, rekayasa unsur pesan sangat tergantung dari siapa khalayak sasaran yang dituju dan melalui media apa iklan politik tersebut sebaiknya disampaikan. Maka partai politik dan calon anggota legislatif berlomba-lomba mengemas dirinya sebagai representasi partai politik melalui iklan politik.
Baliho iklan partai politik dapat dikategorikan sebagai budaya. Iklan politik adalah salah satu bentuk komunikasi politik antara elite politik kepada masyarakat. Iklan politik melalui media massa atau baliho. Iklan partai politik ini pun dapat digolongkan dalam obyek seni. Menurut Maquet (1986) obyek seni meliputi benda-benda bernilai estetik hasil ciptaan manusia yang sengaja dirancang atau direncanakan untuk dipertontonkan. Dengan definisi ini maka dapat dikatakan bahwa iklan politik terutama baliho dapat digolongkan dalam obyek seni.
Bahkan baliho iklan parpol ini memiliki kekhususan obyek seni, obyek seni yang hanya muncul lima tahun sekali. Kekhususan lainnya adalah baliho sebagai obyek seni yang memiliki tujuan yang sama walaupun bentuk obyek seninya beraneka ragam. Baliho sebagai hasil atau obyek seni pun membentuk budaya politik demokrasi yang unik pula. Seperti yang dikatakan Koentjaraningrat kesenian adalah salah satu unsur terpenting dari kebudayaan. Maka obyek seni baliho iklan partai politik ini pun menjadi salah satu indikator budaya politik di Bali ataupun di Indonesia. Maka nilai estetika yang tercermin dari baliho iklan partai politik ini pun akan mencerminkan bagaimana estetika dalam budaya politik di Indonesia terutama di Bali.
Baliho iklan partai politik dapat dikategorikan sebagai obyek seni. Menurut Maquet obyek seni ada dalam kehidupan seharihari seringkali tidak disadari. Bentuk baliho iklan partai politik pun beragam tergantung dari masing-masing calon anggota legislatif dan partai politik.
Bila dikategorikan maka baliho iklan partai politik termasuk art by destination. Maquet mengatakan art by destination adalah karya seni yang memang diciptakan dengan maksud dan tujuan sebagai benda seni untuk dipajang guna dinikmati daya pikat artistiknya. Baliho iklan partai politik pun dipengaruhi oleh aturan-aturan yang dikeluarkan oleh negara. Menurut Becker (1982), seni seringkali dibatasi oleh pemerintah melalui perangkat-perangkat terkait yang mempengaruhi produksi dan pendistribusian seni. Aturan yang dikeluarkan pemerintah antara lain wilayah mana saja yang diperbolehkan memasang baliho iklan partai politik sehingga seni yang ditampilkan pun tidak seenak hatinya. Di Indonesia, pemerintah bersama DPR telah membuat beberapa undangundang mengatur pelaksanaan pemilu dan ketentuan penggunaan media untuk kampanye, di antaranya Undang-Undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 2008 dalam sebelas pasal. Pada pasal 93 tentang Iklan kampane disebutkan pada ayat (1) iklan kampanye pemilu dapat dilakukan oleh peserta pemilu pada media massa cetak dan/atau lembaga penyiaran dalam bentuk iklan komersial dan /atau iklan layanan masyarakat. Sedangkan pada ayat (2) disebutkan iklan kampanye pemilu dilarang berisikan hal yang dapat menganggu kenyamanan pembaca, pendengar, dan/atau pemirsa. Sedangkan untuk kampanye luar ruang diatur oleh pemerintah daerah setempat yang bekerjasama dengan Komisi Pemilihan Umum Kota/Provinsi/ Kabupaten setempat. Beberapa peraturan yang diatur yakni melarang memasang baliho iklan partai politik di kawasan pendidikan, rumah ibadah, tempat pariwisata hingga perkantoran milik negara. Baliho juga dilarang dipasang di fasilitas umum seperti halte, tiang listrik, tiang telepon hingga rambu-rambu lalu lintas.

MEDIA LUAR RUANG ( OUTDOOR )
a. BILLBOARD
Kelebihan :
Relatif Murah
Media luar ruang / billboard sesungguhnya memerlukan pembiayaan yang relatif murah karena berlaku selama 1 tahun untuk
sekali kontrak/pembayaran.
Penjadwalan Fleksibel
Penjadwalan / penempatan media luar ruang relatif fleksibel karena dapat ditempatkan pada lokasi-lokasi yang dianggap
paling tepat untuk suatu produk yang akan diiklankan.

Mengingatkan produk secara terus-menerus
Billboard yang dipasang pada lokasi-lokasi strategis seperti perempatan jalan memiliki terpaan secara terus-menerus bagi
pengguna jalan yang melewatinya.

Mengajak langsung membeli
Dengan ukuran yang besar dan pencahayaan yang sempurna billboard bahkan dapat menarik setiap pengguna jalan.
Dampak yang jauh adalah mampu mempengaruhi langsung untuk mencoba atau membeli produk yang diiklankan dalam
billboard.

Potensi Kreatif
Media luar ruang memiliki fleksibilitas pengembangan kreatifitas sesuai dengan kemampuan praktisi-praktisi kreatif.
Kekurangan :
Pesan Terbatas
Karena waktu baca / penglihatan yang sekelebat, pesan-pesan pada media luar ruang dibuat sangat terbatas atau singkat.
Tidak efektif bagi pengendara mobil
Pengendara mobil yang membutuhkan konsentrasi penuh, kadang-kadang mengesampingkan berbagai hal yang ia lewati,
termasuk billboard yang mengiklankan produk tertentu, apalagi membaca secara jelas.

Kendaraan umum yang penuh sesak
Dalam kota-kota besar seperti Jakarta, di mana kendaraan umum adalah sarana transportasi bagi sebagian besar
masyarakat, menyebabkan kondisi yang penuh sesak dan menyulitkan untuk sekedar melihat ke luar kendaraan.
Sasaran Pengrusakan
Media-media luar ruang rentan terhadap pengrusakan dari masyarakat yang tidak menyenangi adanya media iklan yang
dipasang.


b. POSTER
Kelebihan :
Khalayak dapat mengatur tempo dalam membaca. Ia dapat mengulang bacaannya kembali dan mengatur cara membaca.
Media yang dapat di tinjau ulang, pembaca dapat dengan tenang, membaca dengan teliti iklannya dan dapat membaca
kembali bagian-bagian menurut kehendaknya.
Karena sifatnya yang tercetak pesan-pesannya bersifat permanen dan kekuatan utamanya adalah dapat dijadikan bukti.
Membuat informasi yang cukup lengkap.
Saat pembaca tidak paham pada satu bagian dari isinya, pembaca dapat menanyakan pada orang lain.
Kekurangan :
Untuk menikmatinya diperlukan kemampuan membaca dan atensi atau perhatian, karena tidak bersifat auditif dan visual, ia
memintakan pula kemampuan imajinasi pembaca untuk menikmati dan memahaminya.
Membutuhkan proses penyusunan dan penyebaran yang kompleks dan membutuhkan waktu yang relatif lama.
Jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek, artinya gangguan mekanis tinggi, sehingga informasi yang diterima
tidak lengkap.


c. SPANDUK
Kelebihan :
Khalayak dapat mengatur tempo dalam membaca. Ia dapat mengulang bacaannya kembali dan mengatur cara membaca.
Media yang dapat di tinjau ulang, pembaca dapat dengan tenang, membaca dengan teliti iklannya dan dapat membaca
kembali bagian-bagian menurut kehendaknya.
Karena sifatnya yang tercetak pesan-pesannya bersifat permanen dan kekuatan utamanya adalah dapat dijadikan bukti.
Media ini tahan lama dan dapat dilihat dari jarak jauh.
Saat pembaca tidak paham pada satu bagian dari isinya, pembaca dapat menanyakan pada orang lain.
Kekurangan :
Untuk menikmatinya diperlukan kemampuan membaca dan atensi atau perhatian, karena tidak bersifat auditif dan visual, ia
memintakan pula kemampuan imajinasi pembaca untuk menikmati dan memahaminya.
Membutuhkan proses penyusunan dan penyebaran yang kompleks dan membutuhkan waktu yang relatif lama.
Dan Jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek, artinya gangguan mekanis tinggi, sehingga informasi yang diterima
tidak lengkap.


d. FLYER
Kelebihan :
Dari segi biaya relatif murah Media ini dan berisi informasi yang lengkap, serta mudah dibawa.
Dapat memberi gambarankan gambaran yang ditawarkan perusahaan.

Khalayak dapat mengatur tempo dalam membaca. Ia dapat mengulang bacaannya kembali dan mengatur cara membaca.
Media yang dapat di tinjau ulang, pembaca dapat dengan tenang, membaca dengan teliti iklannya dan dapat membaca
kembali bagian-bagian menurut kehendaknya.

Karena sifatnya yang tercetak pesan-pesannya bersifat permanen dan kekuatan utamanya adalah dapat dijadikan bukti.
Saat pembaca tidak paham pada satu bagian dari isinya, pembaca dapat menanyakan pada orang lain. Penyerapan informasi lebih menyeluruh, karena ada kesempatan bagi komunikan untuk mempertimbangkan secara kritis apa makna informasi yang di baca.

Kekurangan :
Untuk menikmatinya diperlukan kemampuan membaca dan atensi atau perhatian.
Karena tidak bersifat auditif dan visual, ia memintakan pula kemampuan imajinasi pembaca untuk menikmati dan
memahaminya.
Membutuhkan proses penyusunan dan penyebaran yang kompleks dan membutuhkan waktu yang relatif lama.
Dan Jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek, artinya gangguan mekanis tinggi, sehingga informasi yang diterima
tidak lengkap.
Orang cenderung mengabaikan informasi yang diberikan apabila bentuk flyer kurang menarik.
















Comments

Popular posts from this blog

“ Kekuasaan dan Pemberdayaan dalam Organisasi “

Teori Komunikasi Massa

NEGOSIASI