Teori Komunikasi Massa


Bab 16 Efek Media Massa
Study Tentang Efek Media Massa
Sarjana komunikasi awal mengasumsikan bahwa media massa sangat kuat dalam mempengaruhi khalayak. Namun pada tahun 1940an muncul keraguan atas pernyataan tersebut.
Powerfull Effects Theory ( teori efek yang kuat )
Teori ini didasarkan pada buku karya Walter Lippman ( 1922 ), Public Opinion. Dalam buku tersebut Lippman berpendapat bahwa gambaran realita dibentuk dengan sangat kuat oleh media massa, dengan kata lain efek media mssa bersifat langsung. Dari teori Lippman inilah muncul teori efek kuat beberapa tahun kemudian.
Teori efek kuat ini juga mengasumsikan bahwa media massa dapat menyuntikan informasi, ide, dan bahkan propaganda ke public.
Minimalist efek Theory ( teori efek minimalis )
Menurut teori ini efek media massa kebanyakan bersifat tidak langsung. Teori ini muncul sebagi bentuk keraguan terhadap teori efek yang kuat.
1.       Model Alur Dua Langkah
Model ini menunjukan bahwa apapun efek media terhadap mayoritas populasi, efek itu akan disalurkan melalui pemimpin opini. Pemimpin opini seperti : Pendeta/ Ulama, guru, tokoh masyarakat, dll. Dari model ini kemudian dikembangkan lagi menjadi model alur banyak langkah.
2.       Status Conferall
Disini media membuat suatu isu, atau seseorang bisa menonjol dengan memberi mereka liputan yang luas, sebaliknya isu dan tokoh yang diabaikan akan tenggelam. Hal ini juga berhubungan dengan Agenda Setting ( Penentuan Agenda ).
3.       Narcoticizing Dysfunction
Orang menipu diri mereka sendiri dengan percaya bahwa mereka sudah melakukan sesuatu padahal mereka hanya mendapat informasi.
Commulative Effects Theory
Teori ini berpendapat bahwa efek media tidak punya efek langsung yang kuat, tapi efek ini akan terus menguat seiring berjalannya waktu.  Dari teori ini juga akan muncul pendapat  dominan, yang bila menggunakan media maka akan menjadi pendapat umum yang diakui bersama meskipun belim tentu benar, hal inilah yang menciptakan munculnya teori Spiral kekerasan, dimana pendapat minoritas diintimidasi agar dibungkam.
Third Person
Konsep ini digagas oleh W.P. Davidson ( 1983 ), yang menjelaskan bahwa satu orang melebih lebihkan efek pesan media kepada orang lain
Teori Teori di Massa Depan.
Ada beberapa proyek seminal tentang komunikasi massa di antaranya :
1.       Payne Fund Studies ( 1930-an ) menghasilkan dasar dasar teoritis tentang efek film terhadap anak anak.
2.       “ War Of The World “ study ( 1940 ) oleh Handley Cantril, menayakan tentang efek langsung media massa terhadap khalayak.
3.       Lazarfeld Studies ( 1940 & 1948 ), pemahaman baru tentang bagaiman komunikasi massa mempengaruhi orang.
Study penggunaan Dan Grafikasi
Berawal pada 1940-an, dimana banyak sarjana Komunikasi melihat bahwa individu menggunakan media untuk memenuhi atau memuaskan ( grafikasi ) kebutuhan mereka.
Tantangan terhadap kepasifan Audien. Para sarjana ingin melihat alasan individu menggunakan media. Dan hasilnya riset menunjukan bahwa individu menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka. Selain itu juga ada alasan lain seperti untuk mengawasi, sosialisasi, dan diversi.
1.       Fungsi Mengawasi :  media memberikan informasi tentang apa yang terjadi, sehingga individu bisa ikut memantau dan mengawasi lingkungan global.
2.       Fungsi sosialisasi  : media membantu orang menyelaraskan diri dengan masyarakat. Dalam fungsi ini terdapat satu fungsi yang kurang positif, yaitu interaksi parasosial : perasaan palsu tentang partisipasi dalam dialog.
3.       Fungsi Diversi :  merupakan ungsi pengalihan dai media, dalam fngsi ini media menyiapkan hiburan yang hasilnya berupa : stimulasi, Relaksasi, dan Pelepasan.
Teori Konsistensi. Teori ini memaparkan bahwa orang memilih pesan media yang sesuai dengan pandangan dan nilai individual mereka.
Selektivitas Individu
1.       Selective Exposure : orang memilih beberapa media ketimbang media lain yang menguatkan nilai individual mereka.
2.       Selective perceptions : orang cenderung mendengar apa yang ingin mereka dengar.
3.       Selective Retention : secara tak sadar orang mempertahankan beberapa kejadian dan pesan, ,mengabaikan kejadian dan pesan lainnya. dan selectives Recall : orang mengingat beberapa kejadian dan pesan dalam waktu lama, dan melupakan lainnya.

SOsialisasi
Merupakan salah satu fungsi media dalam membawa anak anak masuk ke masyarakat.
 Peran media sebagai pengantar. disini media massa memeiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku dan tingkah laku anak anak. Dalam hal ini media massa menjadi media sosialisasi / prososial yaitu sosialisasi untuk mempertahanka nilai nilai positif.
Model Peran. Disini setiap individu memiliki perbedaan sikap dalam menerima isi pesan media. Namun pengaruh dari media ini sangat tidak terelakan. Sehingga apa yang disuntkan media akan menjadi role model bagi setiap individu dalam berperilaku sehari hari.
Stereotyping. Menggunakan gaya umum untuk memfasilitasi penceritaan.
Sosialisasi dengan menguping. media massa seperti televise, membuka peluang bagi segalah kalangan usia dan gender untuk mengetahui berbagi hal.
Kekerasan yang digambarkan di media.
Tayangan kekerasan dimedia ternyata ditiru oleh beberapa individu. Namun beberapa pakar malah mengaku bahwa tayangan kekerasan dimedia malah mereduksi perilaku agresif di dunia nyata.
Belajar Tentang Kekerasan.  Dalam hal ini terdapat pembelajaran observasional, yaitu : teori bahwa orang mempelajari perilaku dengan melihatnya dalam kehidupan nyata dan dalam penggambaran.
Sisi positif tayangan kekerasan di media. Dalam hal terdapat Efek Cathartic, yang mengkalaim bahwa orang telah melepaskan kecenderungan kekerasan dengan melihat kekerasan itu digambarkan.
Mendorong tindakan yang positif secara social.  Penanyangan kekerasan akan mendorong orang untuk berperilaku positif secara social.
Sisi negative tayangan kekerasan di Media.
- stimulasi agresive : orang diilhani oleh penggambaran media dalam melakukan kekerasan.
- studi boneka bobo : anak anak tampak lebih kasar setelah menonton kekerasan di film.
Teori Catalytic. Kekerasan di media adalah salah satu factor yang terkadang memberi kontribusi pada tindak kekersasan di dunia nyata.
Efek yang melemahkan secara social.  Kekerasan di televise membuat orang berpikir bahwa  mereka berada di dunia yang jauh lebih berbahaya.
Toleransi terhadap kekerasan. Teori Desensitisasi, toleransi terhadap kekerasan rill meningkat akibat dari tayangan  kekerasan di media.
Studi kekerasan.
-          Violence  Assesment Monitoring Project. Melakukan studi non kekerasan kontekstual dan menemukan lebih sedikit penggambaran media ketimbang yang dikira.
Agenda Setting oleh Media Untuk Individu.
Pemilihan isu oleh media. Hal ini lebih dikenal dengan Agenda Setting, dimana media ikut menciptakan prioritas bagi para audiencenya, sehingga audience mengikuti pemberitaan media.ada beberap level yaitu : penciptaan kesadaran, menentukan prioritas, mempertahankan isu.
Agenda Setting Intramedia. Media dalam memutuskan isu yang akan dimuat selalu berpatokan pada ketertarikan dari audiencenya. Selain itu suatu media juga selalu memantau media lainnya dalam melihat agenda yang mereka angkat. Hal ini menunjukan bahwa media massa memainkan peran kepemimpinan dalam Agenda Setting.
Kecemasan dan Apati yang ditembulkan Media.
Beberapa teori mengatakan bahwa melimpahnya informasi dan akses ke ide ide dan hiburan dapat menciptakan kecemasan informasional.teori lain bahkan menyatakan bahwa media berita mendorong kepastian kepasifan.
Kecemasan Informasi. Polusi informasi : media membanjiri orang dengan informasi tanpa menentukan prioritas.
Kepasifan yang disebabkan oleh media.  Media mendorong orang menjauh dari keterlibatan social.sebab menimbulkan kemalasan.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

“ Kekuasaan dan Pemberdayaan dalam Organisasi “

NEGOSIASI