Tulip sebagai lambang dan pariwisata Belanda
Taman Tulip di Belanda - google.com |
Apa hal pertama yang
terlintas dibenak kita ketika mendengar nama Belanda? Kaas (cheese)? No wonder!
Tulip? Natuurlijk! Windmill? Ya, semua itu menjadi bagian dan keunikan dari
negeri van Orange tersebut. Tapi dari
semuanya itu, apakah kita tahu bahwa bunga tulip yang identic dengan Negara
tersebut sebenarnya berasal dari Turki? Lalu bagaimana bisa menjadi erat dengan
Belanda?
Bunga
Tulip, mungkin lebih dikenal dari Belanda bahkan telah menjadi bagian yang erat
dengan Negara tersebut. Namun tulip
bukan bunga asli Belanda. Bunga ini berasal dari Asia Tengah, Pada era kekhalifahan Islam Ustmaniyah di
Turki. Bunga tulip sebenarnya bunga liar
yang tumbuh di kawasan Asia Tengah. Orang-orang Turki yang pertama kali
membudidayakan bunga ini pada di awal tahun 1000-an dan pada masa pemerintahan
kekhalifahan Ustmaniyah, terutama pada masa kekuasaan Sultan Ahmed III
(1703-1730) bunga tulip berperan penting, sehingga masa Sultan Ahmed III disebut
juga sebagai "Era Bunga Tulip."
Pada masa itu, istana Sultan
memiliki sebuah dewan khusus untuk membudidayakan bunga-bunga tulip. Dewan itu
dipimpin oleh seorang Turki yang juga kepala perangkai bunga istana yang
tugasnya memberikan penilaian pada kualitas berbagai jenis bunga tulip dan
memberikan nama yang indah dan puitis bagi bunga-bunga itu antara lain dengan
nama "Those that burn the heart", "Matchless Pearl",
"Rose of colored Glass", "Increaser of Joy", "Big
Scarlet", "Star of Felicity", "Diamond Envy", or
"Light of the Mind”
tulip ditanam dengan variasi warna |
Anehnya Bunga ini lebih terkenal dan
identic denga Negara Belanda. Mengapa ? sebab masyarakat belanda memiliki cara
unik dalam membudidayakan bunga ini. Tulip bukan hanya dijadikan komoditas dan
hiasan tapi menjadi jiwa masyarakat Belanda. Tulip ditanam dengan variasi warna
serta dibuat dengan bentuk bentuk menarik. Sehingga bukan hanya laku dipasaran
namun juga menjadi icon pariwisata di Belanda.
Salah satu kota
dibelanda yang membudidayakan tulip dengan baik hingga saat ini adalah
Keukenkof. Kota
Keukenhof di Belanda, setiap tahunnya bahkan dikunjungi sekitar 800.000 orang
dari seluruh dunia yang ingin menyaksikan keindahan aneka bunga tulip dalam
Festival Tulip yang diselenggarakan setiap tahun di kota itu. Tak heran masih
banyak orang yang beranggapan bahwa bunga tulip adalah bunga asli dari Belanda.
taman bunga tulip di Keukenkof |
Padahal Bunga tulip baru dikenal di
Belanda pada abad ke-16 dan menjadi sangat populer di kalangan masyarakat kelas
atas di negeri itu. Kata "tulip" sendiri berasal dari bahasa Turki
yang artinya "sorban", semacam kain yang dililit untuk menutupi
kepala. Tidak diketahui kapan persisnya negara Kincir Angin itu mulai
membudidayakan bunga tulip itu, tapi disebut-sebut bunga tulip mulai dibawa ke
Belanda pada sekitar tahun 1550-an oleh kapal-kapal yang berasal dari Istanbul.
Memasuki abad ke-17, perekonomian
Belanda tumbuh pesat dan memicu persaingan antara pecinta bunga tulip. Mereka
berlomba-lomba mencari bunga tulip yang paling indah dan tidak segan-segan
membayar dengan harga mahal untuk membeli bunga tulip itu. Harga bunga tulip di
Belanda pun makin mahal, bahkan konon ada jenis bunga tulip yang harganya sama
dengan harga sebuah rumah. Tahun 1635, satu set bunga tulip yang berjumlah 40
tangkai dijual dengan harga 100.000 florin, bandingkan dengan pendapatan
kalangan kelas menengah pada masa itu di Belanda yang hanya 150 florin.
Tahun 1636, usaha bunga tulip
menjadi salah satu bisnis yang perdagangan yang masuk dalam bursa saham dan
diminati banyak orang. Kalangan pengusaha rela menjual tanah, rumah dan harta
bendanya untuk berinvestasi di bisnis bungan tulip. Jenis bunga tulip yang
sangat terkenal saat itu adalah jenis tulip yang bernama Viceroy, yang harganya
bisa ribuan florin. Belanda menyebut fenomena "demam tulip" ini
sebagai fenomena "wind trade" (perdagangan kontrak tulip) yang murni
dilakukan dengan spekulasi. Ironisnya, masa keemasan bisnis bunga tulip di
Belanda hanya berlangsung setahun, karena pada tahun 1637 pasar bunga tulip
jatuh dan harga bunga tulip ikut melorot.
salah satu jenis Tulip yang mahal harganya |
Namun hingga saat ini, bunga tulip tetap menjadi salah satu
Komoditas utama negera tersebut. Hal yang unik adalah Belanda mampu menjadikan
sesuatu yang bukan apa apa dinegara orang menjadi komoditas dinegaranya. Ini menunjukan
kreatifitas masyarakat Belanda. Bisa kita bayangkan bagaimana sebuah bunga
mampu merubah citra dan nama sebuah Negara. Itulah yang terjadi di Belanda
Demam Tulip, mampu mengubah kehidupan masyarakat Belanda secara signifikan.
Comments
Post a Comment